Usia 3 tahun adalah usia pra sekolah, ayah dan bunda harus sudah menyiapkan pola asuhnya. Agar anak tidak kaget ketika masuk bangku sekolah. Lalu bagaimana yang dimaksud pola asuh pra sekolah? Ada banyak panduan yang bisa bunda ikuti.salah satunya yang ada di dalam artikel ini.
Begini bunda, memasuki usia 3 tahun perkembangan psikososial dan kognitif anak akan semakin terlihat. Jangan heran jika dia semakin lincah, kreatif, kritis, rasa ingin tahunya juga begitu besar. Di sinilah bunda harus berperan mengantarkan anak menjadi lebih baik.
Mengenal Jenis Pola Asuh
Pola asuh anak tidak cukup hanya dengan memanjakan, bunda tentu ingin anak bahagia bukan? Nah menmanjakan justru tidak baik jika terlalu. Ada baiknya sebelum mengenal pola asuh anak pra sekolah kita pelajari dulu 4 jenis pola asuh di masyarakat.
- Otoriter
Semua harus sesuai keinginan orang tua. Ini yang dimaksud ola asuh otoriter. Sampai kuliah pun kadang jurusan harus dari orang tua. Anak tidak bisa menentukan nasibnya sendiri. Ini bahaya banget bunda. Jangan sampai bunda menerapkan pola asuh begini.
Anak akan tertekan secara mental. Dan tentu saja anak akan menjadi rentan stres. Lalu bagaimana sebaiknya, mari kita ke pola asuh berikutnya dulu.
- Demokratis
Ini keren, bunda. Bunda memberikan respon dan dukungan pada anak, namun bunda juga memberikan arahan yang terbaik untuk anak. Jadi, bunda tidak mengekang juga tidak membiarkan lepas begitu saja. Ini dianggap pola asuh ideal untuk anak, bund.
- Autoritative
Bunda memberikan aturan untuk anak namun memberikan penjelasannya. Jika anak melanggar aturan ada hukuman, dan hukuman yang ada sesuai dengan kebijaksaan namun juga ada tujuannya. Ini dianggap pola asuh berwibawa yang bisa diterapkan.
- Uninvolved
Ini disebut pola asuh cuek. Orang tua cenderung abai dengan pendidikan anak. Misalnya, orang tua lebih suka jalan pintas jika anak rewel, yakni dengan memberikan Hp atau gadget yang bisa membuatnya diam. Di sisi lain, orang tua juga lebih suka menjadikan gadget sebagai peneman anak.
Pola Asuh yang Baik untuk Anak Pra Sekolah
- Ajarkan anak memahami perasaannya
Ajarkan anak memahami perasaannya sendiri, misal ketika sedang marah, senang atau semisalnya. Karena bisa jadi anak merasa asing dengan perasaannya itu.
- Berikan kesempatan explorasi
Jangan kekang anak dengan kekhwatiran bunda. Ketika perbuatan anak tidak membahayan biarkan anak explore rasa ingin tahunya. Contoh anak bermain lumpur. Jangan dicegah. Tapi cegah ketika anak bermain pisau atau api.
- Training BAB dan BAK
Ajarkan rasa ketika ingin BAK atau BAB. Ajarkan anak untuk mengatakan “pipis” atau “eek” ini penting banget, bunda. Agar anak paham dengan kondisi dirinya.
Nah, itulah yang bisa kami hadirkan untuk Anda pada kesempatan kali ini. Semoga ringkasan ini bermanfaat dan bisa membantu dalam penerapan pola asuh pra sekolah.